Usaha Rumahan Budidaya Kroto Yang Mudah Menguntungkan Modal Kecil

Usaha Rumahan Budidaya Kroto Yang Mudah Menguntungkan Modal Kecil

Blog Bisnis Indonesia | Budidaya Kroto ~ Bagi para pecinta burung , istilah kroto mungkin sudah tidak absurd bagi pendengaran mereka. Pakan alami yang diproduksi oleh semut ini merupakan salah satu makanan favorit bagi burung kicau. Telur dan larva semut yang sering kita lihat yaitu pakan bernutrisi yang terbukti dapat membantu meningkatkan kualitas dari burung yang dipelihara.

Dengan semakin besarnya jumlah pecinta burung , kebutuhan kroto semakin meningkat sehingga kemudian masyarakat mulai melaksanakan pancarian sarang semut untuk diambil telur dan larva yang biasanya menempel di dahan pepohonan. Permintaan yang tinggi tidak diimbangi oleh jumlah sarang yang ada di alam sehingga mengakibatkan sarang semut yang ada di alam semakin berkurang. Jika pada awalnya kroto dicari di alam bebas , dengan semakin berkurangna sarang semut mengakibatkan para pelaku perjuangan rumahan budidaya kroto mencoba membudidayakan kroto di rumah mereka. 

usaha budidaya kroto
budidaya kroto

Dari sekian banyak semut yang ada di alam , tidak semua dapat dibudidayakan. Jenis semut yang kemudian dapat dibudidayakan secara luas yaitu semut rangrang atau semut yang memiliki nama latin Oecophylla smaragdina. Nama lain semut ini yaitu semut api atau semut merah. Memang butuh proses untuk menghasilkan kroto dari hasil budidaya namun dengan teknologi yang memalsukan habitat asli semut merah mengakibatkan budidaya kroto sebagai usaha rumahan yang cukup menguntungkan.

Karakterisitik Semut Rangrang Untuk Budidaya Kroto.

Semut rangrang atau semut api merupakan binatang serangga yang memiliki karekteristik bersifat sosial dan ditemukan secara berkelompok atau koloni. Satu koloni semut memiliki beberapa sarang yang mana setiap sarangna dapat dihuni oleh sekitar 4.000 sampai 5000 semut. Total dalam setiap koloni dapat mencapai jumlah sampai setengah huta ekor semut.

Sarang semut biasanya terbuat dari daun - daun yang dianyam oleh semut yang bertugas khusus untuk menganyam sarang yang disebut sebagai semut penganyam. Mereka biasanya hidup dan membuat sarang di pohon yang memiliki daun lebar atau di pohon yang rimbun. Untuk menghindari gangguan dari pemangsa biasanya mereka membuat sarang ditempat yang tinggi sehingga tidak mudah dijangkau oleh predator.

Sebagai kawasan hidup , sarang semut juga dijadikan sebagai kawasan bertelur. Dalam satu sarang telur dapat menghasilkan beberapa ons kroto.

Dalam setiap koloni biasanya memiliki pembagian peran khusus. Semut dapat dikatakan sebagai hewan yang terorganisir alasannya yaitu dalam satiap koloninya terdapat :


  • Pemimpin Semut / Ratu semut
    Merupakan semut yang memiliki peran untuk bertelur sekaligus sebagai pemimpin dalam koloni. Bentuknya lebih besar dan menyerupai lebah.
  • Semut Pejantan
    Semut pejantan memiliki peran untuk mengawini sang ratu. Semut jantan biasanya akan mati setelah mengawini sang ratu. Ukuran semut jantan lebih kecil dari semut ratu.
  • Semut Pekerja
    Selain semut ratu dan semut pejangan , terdapat jenis semut rangrang lain yang bertugas merawat semut muda hasil perkawinan antara semut ratu dan pejantan. Semut pekerja memiliki ukuran sekitar lima sampai enam milimeter. Semut pekerja yaitu semut betina yang mandul alias tidak dapat bertelur.
  • Semut prajurit
    Untuk melindungi sarang , dalam koloni terdapat semut prajurit ang memiliki peran pokok untuk menjaga dan melindungi koloni dari gangguan pemangsa serta mengangkut makanan guna mencukupi asupan makanan semua semut. Ukuran semut prajurit lebih besar daripada semut pekerja serta memiliki rahan dan kaki yang kokoh dan besar lengan berkuasa alasannya yaitu bertugas untuk bertarung. 

Aspek Usaha budidaya Kroto

Pecinta burung tahu betul bahwa kroto merupakan salah satu pakan alami yang dipercaya dapat meningkatkan kualitas burung peliharaan. Dengan semakin banyaknya pecinta burung , tak heran jikalau kebutuhan akan kroto semakin meningkat. Akibatnya ketersediaan kroto di alam bebas semakin berkurang sementara undangan terus melesat naik.

Mengatasi undangan yang tinggi sementara persediaan semakin berkurang. Banyak orang yang kemudian membudidayakan kroto di rumah mereka lalu dijadikan sebagai perjuangan rumahan budidaya kroto maupun mata pencaharian pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Budidaya kroto terbukti bisa menghasilkan uang bagi sebagian orang , menyerupai yang dialami oleh perjaka asal

Desa Ndrudi , Kecamatan Semanding , Tuban. Warsidi merupakan seorang pembudidaya kroto yang telah mencicipi manisnya hasil perjuangan budidaya kroto yang telah ia jalankan selama hampir satu tahun.

Ia awalnya memulai perjuangan budidaya kroto dengan modal sekitar Rp. 400 ribu untuk membuat rak kawasan sarang sementara untuk sarang semut ia memanfaatkan botol bekas air kemasan yang banyak tersedia di mana saja.

Berkat ketenukannya , kini ia dapat menghasilkan jutaan rupiah perbulannya dari perjuangan budidaya kroto yang ia jalankan. Usaha budidaya kroto bisa menjadi perjuangan sampingan yang minim modal namun menjanjikan keuntungan yang lumayan besar serta mudah perawatannya.

Baca juga : 
Usaha rumahan Ternak Kenari Yang Menguntungkan

Analisa Usaha Budidaya Kroto


Harga pasaran kroto dapat mencapai Rp. 150 ribu / kg. harga kroto memang fluktuatif namun undangan terus meningkat. Untuk menekan biaya modal. anda dapat mencari bibit sendiri dari alam bebas , namun jikalau anda tidak bisa mencarinya sendiri maka anda bisa membeli bibit dari para peternak yang telah terlebih dahulu menjalankan perjuangan budidaya kroto. 

Sebagai pertimbangan berikut ini akan saya berikan referensi analisa perjuangan budidaya kroto untuk menentukan pendapatan dan pengeluaran.

A. Pengeluaran Dengan Bibit Sendiri
  1. Membuat rak kaya untuk sangkar ternak         @ 2 x Rp. 200.00  = Rp. 400.000 ,-
  2. Toples plastik / botol kemasan                           200 x Rp. 2.000  = Rp. 400.000 ,-
  3. Perlengkapan lain                                                                         = Rp. 200.000 ,-
  4. Pakan                                                                                          = Rp. 500.000 ,-
  5. Cadangan                                                                                    = Rp. 200.000 ,
Pengeluaran dengan bibit sendiri                                                             = Rp. 1.700.000
sementara apabila bibit dibeli dari peternak maka tinggal diatambahkan anggaran untuk pembelian bibit. Untuk setiap toples membutuhkan bibit seharga Rp. 25.000 sehingga apabila memelihara 200 toples maka perlu anggaran sekitar Rp. 5.000.000.

B. Pendapatan
Dalam masa perawatan , biasanya setelah 2 bulan masa perawatan. Kroto dapat dipanen dengan jumlah empat kali lipat dari jumlah awal. Sehingga apabila awal perjuangan budidaya kroto memelihara 200 toples maka asumsi kroto dapat dipanen sebanyak 800 toples dengan perkiraan setiap toples menghasilkan 1 ons kroto. Maka total berat kroto yang dapat dipanen yaitu 800 ons atau sekitar 800 ons dan setara dengan 80 kg. 

Total pendapatan       80.000 x Rp. 150.000     = Rp. 12.000.000 ,-
Total keuntungan  = Rp. 12.000.000 - 1.700.000
                           = Rp. 10.300.000

Apabila bibit dari peternak maka keuntungannya yaitu Rp 10.300.000 - Rp. 5.000.000 = 4.700.000 ,-

Keuntungan yang sangat lumayan bukan? Jika anda tertarik untuk menjalankan perjuangan rumahan budidaya kroto anda dapat membaca cara budidaya kroto di bawah ini :

Demikianlah artikel perihal perjuangan rumahan budidaya kroto yang agar dapat membantu anda dalam mencari wangsit perjuangan rumahan yang cocok untuk anda dengan modal kecil.

Share this:

Disqus Comments